Sabtu, 26 November 2011

Profil Tantry Kotak

BANYAK vokalis wanita yang meramaikan jagat musik lokal. Tapi, yang punya kualitas mumpuni, cuma sedikit jumlahnya.

Nah, di antara yang sedikit itu ada Tantri Syalindri Ichlasari alias Tantri, vokalis kelompok musik Kotak.

Sebagai vokalis, signature Tantri ada pada timbrenya yang serak -- dan itu membuat vokalnya terkesan seksi.

Tapi keistimewaan utama cewek berparas manis ini terletak pada kemampuannya mencapai nada-nada tinggi dengan pitch yang tetap terkontrol.

Dan yang membuat vokalnya makin spesial, meski kerap bermain di wilayah oktan tinggi, vokalnya terdengar sangat bertenaga.

Keistimewaan Tantri tak cuma ada pada vokalnya. Performanya di atas panggung amat impresif. Tantri vokalis yang atraktif juga energik. Ia tak segan-segan melakukan gerakan headbanging atau berjoget ke sana kemari.

Di atas panggung, dia adalah Armand Maulana dalam versi cewek. Tanpa mengesampingkan kontribusi personel lain, kombinasi vokal dan atraksi Tantri itulah yang membuat Kotak menjadi salah satu band yang diperhitungkan di ranah industri musik lokal.

Atas kemampuan vokal yang ciamik itu, rasanya patutlah Tantri berterima kasih kepada sang papa. Sang papa yang memperkenalkan dunia tarik suara kepadanya.

“Aku suka nyanyi, tapi sering fals. Nadanya turun setengah. Nah, papaku sering melatihku agar mencapai nada yang benar. Dia bahkan kasih VCD Anggun dan Nicky Astria supaya aku bisa belajar nyanyi,” kenang Tantri.

Kemampuan bernyanyi Tantri mulai terasah ketika ia ikut paduan suara di sekolahnya. Ia memperkuat barisan sopran.

“Dari paduan suara di SMP itu aku tahu bagaimana cara bernyanyi yang baik. Dari situ pula aku kenal not balok atau not angka,” tandasnya.

Nah, suatu kali ia dikirim sekolahnya ikut lomba karaoke antarsekolah. Ia tak sendiri, ada juga siswa bernama Intan yang juga mewakili sekolah Tantri.

“Intan lebih dianggap punya peluang juara ketimbang aku,” bilangnya.

Di luar dugaan, dara kelahiran 9 Agustus 1989 ini sukses menggondol juara 3. Sementara, temannya yang lebih diunggulkan itu hanya meraih juara harapan.

Pencapaian itu sekaligus mengoreksi anggapan sang ayah bahwa anaknya tak punya bakat bernyanyi.

“Setelah menang, papa lalu memintaku fokus di musik. Dia kemudian mendaftarkanku kursus vokal,” ungkapnya.

Baru 2 bulan kursus, Tantri lantas ikut audisi vokalis band cewek Athena. Bareng band ini, Tantri sempat membuat rekaman yang hanya diedarkan untuk komunitas musik di Tangerang.

“Biasanya, kalau rekaman ada alat filter suara di atas microphone itu, untuk menyaring suara. Nah, waktu itu karena enggak punya filter, pakai alat buat sulam. Itu kocak abisss. Hahaha,” kata Tantri sembari terbahak.

Bareng Athena, dalam sebuah festival musik, Tantri pernah menyabet gelar vokal terbaik se-Tangerang.

Di Ares, ucap Tantri, ia sering bernyanyi dengan nada-nada tinggi. Inilah yang membuatnya suaranya seperti sekarang.

“Drummer Ares sering minta aku bernyanyi nada tinggi. Mungkin, karena sering bernyanyi dengan nada tinggi, suaraku jadi pecah. Akhirnya jadi serak seperti sekarang ini,” beri tahu Tantri.

Tantri kemudian ikut audisi Dream Band 2005, sebuah kontes bakat yang kala itu digelar oleh TV7 (sekarang Trans 7). Ia ikut audisi yang digelar di Cilandak Town Square (Citos), Jakarta. Kala itu jurinya Ario Wahab.

Walau sempat gugup, ia lolos audisi. Belakangan, di Dream Band 2005, ia bergabung dengan band Ares. Banyak manfaat yang dipetik Tantri di ajang Dream Band.

Lewat ajang itu ia belajar bagaimana tampil di depan banyak orang. Lewat ajang itu pula ia belajar bagaimana berhadapan dengan televisi.

Tapi manfaat paling besar, lewat ajang itu ia punya banyak teman.

Personel Kotak, band yang keluar sebagai juara Dream Band 2005, termasuk sahabat yang ia dapat dari ajang itu.

Tantri tak cuma bersahabat, tapi juga kagum dengan band itu. Saking kagumnya, ia bahkan memendam keinginan untuk menjadi bagian dari grup itu.

“Kalau personel Kotak berhalangan manggung, biasanya ada yang suka menggantikan. Ini sering terjadi. Nah, aku pernah bilang kepada manajer Kotak kapan Pare (vokalis lama Kotak) enggak bisa ikut manggung, biar aku yang menggantikan,” ucap Tantri.

Keinginan Tantri memperkuat Kotak terwujud ketika Pare hengkang. Lolos audisi membuatnya terpilih sebagai vokalis anyar Kotak.

Hadirnya Tantri tak cuma membawa Kotak menjadi lebih fresh. Di era Tantri, Kotak pun lebih sukses daripada formasi terdahulu.

Toh, kendati sudah mapan bersama Kotak, tak lantas membuat kreativitas Tantri terhenti. Ia punya cita-cita kelak bisa membuat album solo.

“Aku kepengin album soloku itu aku banget,” bilang Tantri. Maksud "aku banget", album solo itu harus mencerminkan karakter Tantri.

“Tapi aku belum tahu persis konsep musiknya seperti apa. Masih belum ada gambaran,” sahut kekasih Arda Naff ini sembari tersenyum.

Langkah untuk membuat album solo itu bukan tak mungkin lekas terealisasi. Tantri sudah mengantongi 3 lagu yang terinspirasi pengalaman personalnya.

“Lagu itu belum saya perdengarkan kepada anak-anak Kotak. Malu. Enggak pede kasih dengar kepada mereka,” bebernya.

Di luar musik, ia punya obsesi mengelola sebuah unit usaha. Bukan usaha clothing seperti yang dilakukan rekan-rekannya di Kotak.

“Aku ingin bikin angkringan,” sebutnya.

Usaha angkringan itu sudah mendekati kenyataan. Ia sudah mengincar sebuah lokasi di Jakarta untuk dijadikan tempat angkringan. Usaha itu, nantinya akan dikelola kerabatnya.

Ada lagi. Tantri punya cita-cita melanjutkan jenjang pendidikannya ke perguruan tinggi. Tantri tak sempat melanjutkan pendidikannya lantaran sibuk ngeband.

“Selepas SMA langsung ikut Dream Band jadi enggak sempat kuliah. Penginnya sih nanti kuliah lagi. Kalau enggak ambil komunikasi, ya ambil manajemen bisnis,” pungkas Tantri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar